Kedudukan Amal, Ahwal Dan Maqom Inzal
حُسْنُ الاَعماَلِ نَتَاءِجُ حُسْنِ
الاَحوالِ وَحُسنُ الاَحوَالِ منَ التـَّحَققِ فىِ مقاَماَتِ
الاِنْزالِ
"Baiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil dari baiknya Ahwal, dan
baiknya Ahwal itu sebagai hasil dari kesungguhan istiqamah pada maqom inzaal(
apa yang diperintah oleh Allah."
Syarah
Hikmah yang lalu
mengaitkan nilai amal dengan zuhud hati terhadap dunia. Hati yang menerima
cahaya Nur Ilahi akan mendapat pengalaman kerohanian yang dinamakan ahwal
(hal-hal). Ahwal yang menetap pada hati dinamakan maqom.
Maqom Inzal yaitu:
pengetahuan/ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan Alloh, yang oleh Alloh
diberikan kepada hati hambanya, supaya hamba tidak mengaku-aku, tidak karena
surga atau takut neraka.
Jadi baiknya Amal itu muncul dari baiknya
Ahwal, baiknya Ahwal itu muncul dari maqom inzal/ ilmu yang diberikan oleh
Alloh.
Amal yang baik itu hanya yang
diterima oleh Tuhan, dan itu pasti karena baik dalam segi keikhlasan kepada
Alloh, dan tidak mungkin ikhlas kecuali jika ia mengerti benar-benar kedudukan
dirinya terhadap Tuhannya.
Al-Ghozali berkata: "Tiap
tingkat dalam kepercayaan/keyakinan itu mempunyai ilmu, dan Hal [perasaan] dan
amal perbuatan;
Ilmu-yaqin [keyakinan yang didapat
dari pengertian teori pelajaran]. Ainul-yaqin [keyakinan yang didapat dari
fakta-fakta lahir setelah terungkap/terbuka]. Haqqul-yaqin [keyakinan yang
benar-benar langsung dari Alloh, dan tidak dapat diragukan sedikitpun, yaitu
keyakinan yang hakiki.