Dosa Dan Husnud-Dhon
لاَ يُعظَمُ الذنبُ عِندَكَ عظمَةً
تَصُدُّكَ عَنْ حُسنِ الظنِّ بِاللهِ ، فَاِنَّ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ اِسْتَسغَرَ
فىِ جَنْبِ كرَمِحِ ذ َنْبُهُ
59."Jangan sampai terasa bagimu besarnya suatu dosa itu, hingga dapat
merintangi engkau dari khusnudz-dzon [baik sangka] terhadap Alloh Ta'ala, sebab
barangsiapa yang benar-benar mengenal Alloh Ta'ala, maka akan menganggap kecil
dosanya itu di samping ketulusan kemurahan Alloh."
Syarah
Merasa besarnya suatu dosa itu baik, jika menimbulkan rasa akan bertaubat
dan niat untuk tidak mengulanginya untuk selama-selamanya. Tetapi jika merasa
besarnya dosa itu akan menyebabkan putus dari rahmat Alloh, merasa seakan-akan
rahmat dan ampunan Alloh tidak akan didapatnya, maka perasaan itu lebih
berbahaya baginya dari dosa yang telah dilakukannya, sebab putus asa dari
rahmat Alloh itu dosa besar dan itu perasaan orang-orang kafir.
Abdulloh bin Mas'ud rodhiyallohu 'anhu berkata: "Seorang mukmin
melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menimpanya, sedang orang munafiq
melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap diujung hidungnya, maka diusirlah
ia dengan tangannya.
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Demi Alloh
yang jiwaku ada di tangan-Nya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Alloh
akan mematikan kamu, dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa lalu
istighfar [minta ampun] dan diampunkan bagi mereka itu."
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Andaikan
perbuatan dosa itu tidak lebih baik bagi seorang mukmin dari pada ujub [mau
diagung-agungkan karena amal kebaikannya], maka Alloh tidak akan membiarkan
seorang mukmin berbuat dosa untuk selamanya."
Sebab ujub itu menjauhkan seorang hamba dari Alloh, sedang dosa itu
menarik hamba mendekat kepada Alloh. Dan ujub, merasa besar diri, sedang dosa
merasa kecil dan rendah diri di sisi Alloh.
لاصغيرة اذاقابلك عدله ولاكبيرة اذاواجهك فضله
60. "Tidak ada dosa kecil jika Alloh menghadapi engkau dengan
keadilan-Nya, dan tidak berarti dosa besar jika Alloh menghadapimu dengan
karunia-Nya."
Syarah
Yang dinamakan Adil yaitu: pelaksanaan hukum Alloh didalam kerajan-Nya yang
tidak ada yang menentangnya. Apabila sifat adilnya Alloh itu dilaksanakan pada
orang yang di benci Alloh, maka batal semua kebaikannya, dan dosa kecilnya akan
menjadi dosa besar.
Yang dinamakan Fadhol yaitu: pemberian Alloh kepada hambanya yang tidak ada
balasannya. Apabila sifat Fadholnya Alloh diberikan pada hambanya yang
dicintai-Nya, dosa dan kesalahan yang besar akan di anggap kecil oleh Alloh.
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada dosa
besar jika disertai dengan istighfar [minta ampun], dan tidak dapat dianggap
dosa kecil jika dikerjakan terus menerus."
Yahya bin Muadz rodhiyallohu 'anhu dalam berdoa ia berkata:
"Tuhanku, jika Engkau kasihan kepadaku, Engkau ampunkanlah semua dosaku,
tetapi jika Engkau murka kepadaku, tidaklah Engkau terima amal kebaikanku.''
Syeih as-Syadzili ra. berkata dalam do’anya: Ya robbi,semoga amal jelekku
engkau jadikan seperti amal jeleknya orang yang engkau cintai, dan amal kebaikanku
jangan engkau jadikan seperti kebaikannya orang yang engkau benci.