Keluarlah
Dari Sifat Basyariyyah
اُخْرُجْ من اَوْصافِ بَشاَرِيَّتِكَ
عنكلِ وَصْفٍ مُنَا قِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُونَ لِنِدَاءِ الحَقِّ مُجِيبًا
ومنْ حَضـْرَتِهِ قـَريْباً
"Keluarlah dari sifat-sifat
kemanusianmu [sifat buruk dan rendah], semua sifat yang menyalahi kehambaan-mu,
supaya mudah bagimu untuk menyambut panggilan Alloh dan mendekat
kepada-Nya."
Syarah
Sifat-sifat manusia terbagi jadi dua yaitu
: Lahir dan Bathin.
Sifat lahir ialah yang berhubungan dan
dilakukan dengan anggota jasmani, dan sifat bathin ialah berlaku dalam hati
[rohani]. Sedang yang berhubungan dengan anggota lahiriyah juga terbagi dua:
Yang sesuai dengan perintah syari'ah dan yang menyalahi perintah syari'ah yang
berupa maksiat. Demikian pula yang berhubungan dengan hati juga terbagi dua:
Yang sesuai dengan hakikat [kebenaran] bernama iman dan ilmu, dan yang
berlawanan dengan hakikat [kebenaran] berupa nifaq dan kebodohan.
Sifat-sifat yang buruk [rendah] ialah:
Hasad, iri hati, dengki, sombong, mengadu domba, merampok [korupsi], gila
jabatan, ingin dikenal, cinta dunia, tamak, rakus, riya dan lain-lain.
Dan dari sifat-sifat buruk ini akan
menimbulkan sifat permusuhan, kebencian, merendahkan diri terhadap orang kaya,
menghina orang miskin, pandai menjilat, sempit dada, hilang kepercayaan
terhadap jaminan Allah, kejam, tidak malu dan lain-lain.
Apabila seseorang telah dapat menguasai
dan membersihkan diri dari sifat-sifat yang rendah, yang bertentangan dengan
kehambaan itu, maka pasti ia akan sanggup menerima dan menyambut tuntunan
Tuhan, baik yang langsung dalam ayat-ayat al-Qur'an dan yang berupa tuntunan
dan contoh yang diberikan oleh Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam. Dan
dengan demikian berarti ia telah mendekat kehadirat Alloh subhanahu wata'ala.
Sifat Ubudiyah [kehambaan] ialah mentaati
semua perintah dan menjauhi semua larangan, mengerjakan perintah dan
meninggalkan larangan tanpa membantah dan merasa keberatan.
Ingatlah sesungguhnya Hakikatnya suluk
yaitu,berusaha untuk membersihkan hati dari akhlaq yang tercela, lalu dihiasi
dengan akhlaq yang baik dan terpuji, dan ini semua tidak akan berhasil kecuali
mendapat pertolongan dari Alloh.
Sehingga bisa mengetahui sifat-sifat jelek
yang ada pada dirinya, dan selalu menaruh curiga pada nafsunya. Berprasangka
buruk pada nafsunya,sehingga Syeih Ibnu ‘Ato’illah dawuh pada hikmah
selanjutnya.