Salik, Jangan Berhenti Karena Godaan
مااَرادتْ هِمّـَة ُ سالكٍ ان تقِفَ عِندَما كُشِفَ لهاَ الاَّونادَتـْهُ
هَوَاتِفُ الحقيقَةِ الَّذى تطْلُبُهُ امامكَ وَلاَ تبَرَّجَتْ ظَواهِرُالمكوّناتِ
الاَّ ونادتكَ حقاَءـقهاَ انَّما نحنُ فِتنةٌ فلا تـكفـُرْ
"Tiada kehendak dan semangat orang
salik [yang mengembara menuju kepada Alloh] untuk berhenti ketika terbuka
baginya sebagian yang ghoib, melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat.
Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan. Demikian
pula tiada tampak baginya keindahan alam, melainkan diperingatkan oleh
hakikatnya: Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga
menjadi kafir."
Syarah
Arti
SALIK yaitu: menempuh jalan. Yang di maksud Salik disini usaha caranya bisa
Wushul kepada Alloh.
Yang
di maksud WUSHUL disini yaitu : sampai pada tingkatan merasa selalu berada
disisi Alloh, di dekat Alloh, dalam segala kesempatan dan waktu.
Abu
Hasan at-Tustary berkata: "Di dalam pengembaraan menuju kepada Allah
jangan menoleh kepada yang lain, dan selalu ber-dzikir kepada Allah, sebagai
benteng pertahananmu. Sebab segala sesuatu selain Allah, akan menghambat
pengembaraanmu."
Syeih
Abu Hasan [Ali] asy-Syadzily rodhiallohu anhu berkata: "Jika engkau ingin
mendapat apa yang telah dicapai oleh waliyulloh, maka hendaknya engkau
mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan
menuju Alloh, dengan isyarat [teori] yang tepat atau perbuatan yang tidak
bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnaturrosul, dan abaikan dunia tetapi
jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain, sebaliknya
hendaknya engkau menjadi hamba Alloh yang diperintah mengabaikan musuh-Nya.
Apabila engkau telah dapat melakukan dua sifat itu, yakni: Mengabaikan manusia dan
dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Alloh dengan Istiqomah dan
selalu tunduk serta Istighfar." Pengertian keterangan ini: Agar engkau
benar-benar merasakan sebagai hamba Alloh dalam semua yang engkau kerjakan atau
engkau tinggalkan, dan menjaga hati dan perasaan, jangan sampai merasa
seolah-olah di dalam alam ini ada kekuasaan selain Alloh, yakni
bersungguh-sungguh dalam menanggapi dan memahami: "Tiada daya dan kekuatan
sama sekali, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Alloh." Maka apabila
masih merasa ada kekuatan diri sendiri berarti belum sempurna mengaku diri
hamba Alloh. Sebaliknya bila telah benar-benar mantap perasaan La haula wala
Quwwata illa billah itu, dan tetap demikian beberapa lama, niscaya Alloh
membukakan untuknya pintu rahasia-rahasia yang tidak pernah di dengar dari
manusia seisi alam.