Resiko Hati yang keruh
كيف يُشْرقُ قلبٌ صُوَرُالاَكوَانِ مُنطبِعَة ٌ فى مِرْاَته ؟ ام كيفَ يرحلُ
الى الله وهو مُكبَّلٌ بِشهواتِهِ ؟ ام كيفَ يَطمعُ ان يَدْخُلَ حَضرَةَ اللهِ وهو
لم يتطهَّرْ من جنابةِ غفلاتهِ ؟ ام كيفَ يرجُواَنْ يَفهَمَ د قاءـقَ الاسراَرِ
وهُوَ لمْ يَتـُبْ من هفَوَاتِهِ؟
"Bagaimana
akan dapat bercahaya hati seseorang yang gambar dunia ini terlukis dalam cermin
hatinya. Bagaimana berangkat menuju kepada Allah, padahal ia masih
terbelenggu oleh nafsu syahwat. Bagaimana akan dapat masuk menjumpai Allah,
padahal ia belum bersih dari kelalaian. Bagaimana ia berharap akan mengerti
rahasia yang halus dan tersembunyi, padahal ia belum taubat dari
kekeliruannya."
Syarah
Dalam hikmah ke 13 ini
menjadi kelanjutan hikmah sebelumnya (12) yang menerangkan tentang pentingnya
Uzlah, sedang hikmah 13 memperingatkan Uzlah jasad (tubuh) saja tidak akan ada
artinya jika hatinya tidak ikut ber-Uzlah, hatinya masih bebas dan dipenuhi
empat perkara :
1. Gambaran,
ingatan, keinginan terhadap benda(dunia), seperti harta, wanita,pangkat jabatan
dll.
2. Syahwat,keinginan
yang melupakan Alloh.
3. Kelalaian
dari dzikir kepada Alloh.
4. Dosa-dosa
yang tidah di basuh dengan Taubat.
Jadi seorang murid yang
ingin wushul kepada Alloh harus membersihkan dari empat perkara tersebut.
Karena
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan pada saat besamaan dalam satu tempat dan
waktu itu mustahil [tidak mungkin], sebagaimana berkumpulnya antara diam dan
gerak, antara cahaya terang dan gelap. Demikian pula cahaya iman berlawanan
dengan gelap yang disebabkan karena selalu masih berharap kepada sesuatu selain
Alloh. Demikian pula mengembara menuju kepada Alloh harus bebas dari belenggu
hawa nafsu supaya dapat sampai kepada Alloh azza wajalla. Alloh berfirman:
"Bertakwalah kepada Alloh dan Alloh akan mengajarkan kepadamu segala
kebutuhanmu."
Rosulullah shollallohu
'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengamalkan apa yang telah
diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengetahuan yang belum
diketahui."
Imam Ahmad bin
Hambal rodhiallohu 'anhu bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari dan berkata:
Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah engkau dapat dari gurumu Abu
Sulaiman. Jawab Ahmad bin Abi Hawari: Bacalah Subhanallah tapi tanpa rasa
kekaguman. Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hambal: "Subhanallah". Maka
Ibnu Hawari berkata: Aku telah mendengar Abu Sulaiman berkata: Apabila hati
[jiwa] manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan
terbang ke alam malakut, kemudian kembali membawa berbagai ilmu yang penuh
hikmah tanpa memerlukan lagi guru. Ahmad bin Hambal setelah mendengar
keterangan itu langsung ia berdiri dan duduk ditempatnya berulang-ulang sampai
tiga kali, lalu berkata: Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak
aku masuk Islam. Ia sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan
itu,
lalu ia membaca hadits:
"Man amila bima alima warrotsahullohu ilma maa lam ya'lam." Barangsiapa
yang mengamalkan apa yang telah diketahui, maka Alloh akan mewariskan kepadanya
pengetahuan yang belum diketahui.